Halaman

Senin, 23 Maret 2009

Pesawat Luar Angkasa (=) Saya


Suatu hari saya pernah meminta pendapat ke beberapa teman, saya menanyakan apa pendapat mereka tentang saya. Senangnya mereka memberitahu baik dan buruknya sikap saya, sehingga saya bisa introspeksi diri. Namun ada seorang sahabat yang mengatakan saya sebagai ‘pesawat luar angkasa’ karena cara berpikir saya dan dia jauh berbeda, kadang-kadang jadi susah, katanya. Dengan kata lain saya salah dimata dia dan tak punya kebaikan sama sekali. Saya kecewa dengan jawaban dia, karena selama ini saya berusaha mengimbangi pikirannya yang melesat-lesat naik-turun tanpa juntrungan. Kalau semua teman saya yang lain mengeluhkan dia karena suka seenaknya, kadang ga mikirin orang lain dengan gaya berpikirnya itu, saya dengan legowo mencoba menetralisir agar teman-teman yang lain bisa menerima keberadaannya dan cara berpikirnya –yang menurutnya hebat sekalee- itu.

Tapi karena pernyataannya tentang ‘pesawat ruang angkasa’, saya jadi ilfill dengan dia. Di beri hati kok malah nusuk jantung. Akhirnya saya mendiamkan dia dan tak pernah merespon apapun dari dia. Saya hanya ingin memberi pelajaran padanya, agar dia sadar bahwa dia bukanlah orang yang sangat sempurna, yang tak punya cela. Agar dia menyadari orang-orang yang selama ini berada bersamanya dan selalu berusaha mendukungnya. Saya hanya bilang, “Kamu beruntung berteman dengan saya, karena pesawat ruang angkasa hanya sedikit jumlahnya dibanding pesawat lainnya, dan tak sembarang orang bisa berada didalamnya.”

Entah karena ia merasa kehilangan saya atau karena ia menyadari kesalahannya, suatu petang ia mengirim sms pada saya, “Smg smua marah, kesal, ketidakpuasan, ketidaklegaan, benci, sakit hati, sirna bersama sore ini dan hilang dlm pekat malam. Maafkan daku atas semua salah. Dari lubuk hati paling dalam, tuntaskanlah smua marah, akan terima dan dengar, buatlah daku berubah, terimalah aku kembali seperti dulu” halah, halah, kumatlah ia bersajak. Pada dasarnya saya tak bisa berlama-lama marah atau sakit hati ataupun mendiamkan sahabat saya, jauh sebelum ia meminta maaf, saya sudah memaafkannya. Beruntunglah ia bersahabat dengan saya, si ‘PESAWAT LUAR ANGKASA’.

Tidak ada komentar: