Halaman

Selasa, 10 Maret 2009

Ada Apa Dibalik Sepatu Cinderella?


Kalian pasti tahu kan dengan dongeng Cinderella? Yups, pasti kalian jawab: Iya doooong! Cinderella adalah si Ella yang selalu berkutat dengan abu (baca: cinder), tapi disini saya bukan ingin bercerita tentang Cinderella yang beruntung itu. Melainkan tentang sepatu kacanya yang tidak berubah setelah lonceng tengah malam berdentang. Suatu hari saya sengaja sms ke puluhan sahabat dan teman saya di tanah air (ciyee, gaya loe…huek!), banyak yang tidak bisa menjawab, tapi yang menjawab juga tak kalah banyaknya J

Ada yang bilang, “karena sepatu kacanya hilang satu, jadi zona sihir si Peri ga nyampe ke sepatu yang hilang itu, makanya ga bisa berubah”. Ada yang gokil menjawab, “karena sepatunya dah jadi mualaf jadi ga mempan sihir”. Ada yang asal menjawab, “mungkin sepatu kaca emang punya kekuatan magic yang luar biasa banget, atau bisa juga karena yang pake sepatu tuh Cinderella, coba kalau yang lain?” Ada juga yang sok serius, “kisah tuh tergantung pada darimana kita melihatnya, karena takdir mungkin. Karena kalau sepatu kacanya berubah jadi sandal jepit, semua orang bisa pake kan? Ga perlu ada sayembara segala.” Ada juga yang sangat serius sekaleee dan puaaanjang banget menjawab, “Karena Cuma sepatu kaca itu benda asli pemberian Si Peri, jadi meski dah lewat tengah malam, ga ngaruh. Sedangkan yang lainnya adalah manipulasi sihir. Kehadiran cinta harusnya bisa membuat kita lebih menjadi diri kita sendiri. Karena ada tuh istilah Cinderella Sydrom (CS) yang mendoktrin setiap wanita bahwa akan ada seorang pangeran yang akan melengkapi dirinya-hingga akhirnya lupa bahwa dia sudah lengkap dengan atau tanpa pangeran itu. Wanita itu istimewa jadi ga selayaknya dia melemahkan dirinya dengan angan-angan CS.” Lho? Lho? kok jadi ngomongin cinta ya?? kenapa sinis kedengarannya? Ternyata usut punya usut, ia pernah dibuat sakit hati oleh pangerannya.

Lepas dari semua jawaban diatas, saya hanya ingin menyampaikan pendapat saya, bahwa sepatu kaca hanyalah perantara antara si Cinderella dengan si Prince Charming. Dengan kata lain, akan ada perantara –baik orang maupun benda ataupun sesuatu hal- yang akan menghubungkan kita dengan pasangan hidup kita kelak. Dan kita tak pernah tahu ataupun menyadari keberadaan perantara tersebut, sampai ketika kita bertemu dengan pasangan hidup kita. Barulah saat itu kita akan bergumam, “Ternyata kamu yang …” atau “Karena kamu aku bisa ketemu dia…” atau “kita ketemu, gara-gara ….” Dan gumaman sejenis lainnya. So, tenang aja deh kalau kita belum menemukan pasangan hidup kita. Kita nikmati masa penantian itu dengan kegiatan yang bermanfaat dengan kata lain enjoy our life, fren!!!

Tidak ada komentar: