Halaman

Sabtu, 31 Januari 2009

Awal Petaka (1)

Setelah 2,5 tahun menjalani konsultasi tak menentu dengan Mr. Tango, aku akhirnya dilepaskan begitu saja. Hiks..aku benci sekaligus senang. Benci kenapa aku harus melewati hari-hari mencekam begitu lama, sekaligus senang aku bisa terlepas dari cengkeraman Mr. Tango. Guess what?

Yups, menjalani proses pembuatan novel ilmiah. Ceritanya begini, judul awal yang kuangkat dan disetujui oleh lecturers melalui mekanisme rapat adalah An analysis of Error in translating short story from Indonesia to English at the second years students of SMU…. Awalnya dapat pujian, coz ni judul belum ada yang ngangkat, belum ada referensi di universitasku. Kalo short story via writing atau reading sudah banyak sekali, tapi via translation belum ada. So, berjuanglah aku dengan semangat 45 mencari referensi dan menjalin kata menjadi bab 1-3. prosesnya panjang sampai memakan waktu 6 bulan dengan beberapa kali konsultasi ke my advisors yaitu Mr. Tango dan Mr. Low Profile. Perlu diketahui kedua advisors ku ini selalu berseberangan, alhasil jadilah aku diombang-ambing. Si Tango selalu mengejek si Low Profile karena menggunakan teori-teori akademis dan selalu memintaku untuk mengganti teori tersebut, sementara si Low Profile selalu menekankan teori-teori ilmiah karena aku sedang membuat novel ilmiah bukan novel picisan.

Setiap kali sebelum masuk ruangan Mr. Tango, keringatku jatuh membanjiri wajah dan membasahi tubuh serta perutku mules tak karuan. Mengapa? Karena aku tahu aku akan menghadap singa yang selalu mengamuk. Melihat proposal novel ilmiahku dibanting diatas meja atau dilempar ke lantai atau dicoret dari lembar pertama sampai lembar terakhir, adalah hal yang biasa kuhadapi. Tapi yang membuatku shock adalah kemarahan membabi buta Mr. Tango jika ia kalah berargumentasi denganku atau jika aku yang kalah berargumentasi dengannya. SERBA SALAH! Ia selalu bertanya tentang setiap kata yang kutuliskan didraft novelku dengan berfilsafat, muter-muter tapi akhirnya ke awal juga. Jika aku hanya mengangguk2 saja ia akan berang, jika aku ladeni iapun berang. Dan klimaksnya, ia memintaku mengganti judul dengan menganalisis terjemahan short story dari bahasa inggris ke bahasa Indonesia kemudian di kompare. Ia ngotot mengatakan judul awal adalah judul tesis dan hanya dia yang bisa melakukannya sementara aku belum. Well, aku pusing. Membantah sama saja dengan mencari kematian!

Tidak ada komentar: