Sabtu, 30 Mei 2009
PECEL LELE LIA (dimuat harian lampost 15 maret 2009)
Sudah seminggu lebih Lia penasaran. Bermula dari cerita teman sekelasnya yang bernama Ayu, tentang pecel lele. Ayu bilang, mamanya membuat pecel lele saat acara arisan keluarga, pecel lele itu nikmat sekali apalagi jika dimakan dengan nasi pulen yang mengepul. Mendengar cerita Ayu, Lia meneguk liur berkali-kali. Pasalnya ia sangat suka dengan pecel, apalagi jika bumbu kacangnya banyak, rasanya akan semakin mantap. Lia meneguk liur kembali. Tapi ia baru mendengar, kalau ada yang disebut pecel ikan lele.
“Maksudmu, ikan lele di pecelin gitu? Tanyanya penasaran
“Iya, dinamakan pecel lele karena ikan lele yang di jadikan bahan pecelnya” jawab Ayu
“Emangnya ikan yang dipecelin bisa enak ya?”
“Hmm…iya, apalagi kalau ikannya garing. Jadi tambah renyah lho. Coba deh minta mamamu membuatkannya. Kalau aku suka banget pecel lele yang pedes, enak sih” sahut Ayu sambil merem melek seakan sedang mengingat saat makan pecel lele.
Lia meneguk liur kembali. Ia membayangkan sebuah ikan lele dipotong kecil-kecil. Pastinya ikan itu digoreng dulu, setelahnya baru dicampur dengan bahan-bahan pecel seperti kacang panjang, bayam, tauge, tahu, dan lain-lain. Lalu diaduk dengan bumbu kacang yang kental, selanjutnya dinikmati dengan nasi atau boleh juga dengan lontong. Kan biasanya pecel di makan dengan lontong. Hmm, Lia kembali menenguk liurnya. Tentu saja nikmat sekali, pikirnya.
Karena penasaran sekali ingin mencicipi pecel lele, Lia membujuk mamanya untuk membuatkan. Tapi mamanya sedang tidak bisa, karena harus pergi keluar kota selama tiga hari. Ada seminar yang harus diikuti oleh kantor mamanya dan mamanya dijadikan utusan untuk mewakili kantor.
“Nanti kalau Mama sudah pulang, kita kan membuat pecel lele bersama-sama. Mama janji, oke?” tawar mamanya
Lia hanya terdiam dengan mulut mengerucut karena kecewa.
“Jangan ngambek dong, Lia lebih cantik kalau tersenyum” kata mama merayunya
Akhirnya Lia pun tersenyum dan menyetujui usul mamanya, walau ia harus menunggu selama tiga hari dengan rasa penasaran yang makin meningkat. Tapi ia harus sabar, menunggu kepulangan mamanya. Lia percaya pada janji mamanya, karena mamanya tidak pernah berbohong.
*****
Kemarin mamanya sudah pulang dari kota. Hari ini Lia, mama dan papa akan pergi ke pasar. Papa juga bisa ikut ke pasar, karena hari ini hari minggu, hari libur kerja.
Mama bilang pecel lele akan lebih gurih kalau ikannya masih segar, oleh sebab itu Mama mengajak Lia ke pasar ikan pagi ini. Lia diam saja, yang ada dalam benaknya, ia akan segera merasakan nikmatnya pecel lele.
Setelah membeli ikan lele, mama mengajaknya ke arah pasar sayuran. Disana mama membeli daun selada, daun kemangi, mentimun, daun kol, tomat, cabe serta jeruk purut.
“Agar mulut tidak berbau amis” jawab mama ketika Lia menanyakan kenapa mamanya membeli daun kemangi dan jeruk purut.
Sesampainya dirumah, Lia ditugaskan untuk mencuci daun selada dan kemangi. Daun selada dan kemangi harus dicuci di air yang mengalir, agar kotorannya tidak melekat dan juga agar ulat daun bisa terlepas dengan mudah. Sementara, mamanya mendapat tugas untuk mengulek sambel dan menggoreng ikan lele yang sebelumnya sudah dibersihkan oleh ayahnya.
Lia bingung, mengapa tidak ada bahan-bahan pecel lainnya. Akhirnya untuk menghilangkan kebingungannya, ia bertanya pada mamanya.
“Ma, kok ga ada kacang panjang, bayam dan sayuran lainnya yang biasanya mama pakai untuk buat pecel?”
“Karena kita sedang mebuat pecel lele, bukan pecel sayur” jawab mamanya sambil tersenyum.
Tapi Lia belum puas dengan jawaban mamanya, maka ia bertanya kembali “Tapi bumbunya pake bumbu kacang kan? Kok belum di ulek Ma?”
“Ini sedang mama ulek, bumbu yang pedes tapi nikmat”
“lho kok?” lia bengong mendapati jawaban mamanya dan lebih bengong lagi melihat papanya terkekeh.
Mama hanya tersenyum geli, Mama tahu kalau Lia belum pernah makan pecel lele, jadi Lia belum tahu kalau pecel lele adalah ikan lele goreng yang dimakan dengan sambel mentah serta lalapan. Dan mama sengaja membiarkan Lia penasaran.
“Lihat nanti, kalau pecel lele ini sudah siap, Lia juga akan tahu”
Lia menunggu dengan sabar, walau rasa penasaran tetap menggayutinya. Tapi ia senang akhirnya ia bisa mencicipi pecel lele seperti yang diceritakan Ayu.
Dan akhirnya…
“Pecel lele siap dihidangkan, mari kita cicipi” suara mama membuyarkan lamunannya.
Lia berlari ke ruang makan dan tertegun melihat hidangan di atas meja. Matanya tertuju pada mamanya dan menuntut sebuah penjelasan.
“Yups, inilah pecel lele, Lia. Yaitu ikan lele yang digoreng, disantap dengan sambel mentah dan lalapan segar. pecel lele hanya namanya saja, bukan berarti pecel sayuran ditambah ikan lele.”Mama menjelaskan
Dan Lia pun mengangguk-angguk. Ia baru mengerti tentang pecel lele setelah mamanya menjelaskan. Ternyata bukan seperti bayangannya selama ini.
“Ayo, kita nikmati” ajak papanya
“Ayo” sahut Lia dan mama bersamaan
Sambil menikmati pecel lele, Lia ingat cerita Ayu. Ternyata benar, pecel lele itu nikmat sekali. Lia kini bisa ikut bercerita jika Ayu bercerita kembali tentang pecel lele.
*****
-SELESAI-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar