Halaman

Senin, 02 Juli 2012

NEBE: THE LOST VILLAGE





Adalah Nebe sebuah Negeri Besar
Nun dipelosok negeri Mulang Tiyuh*
Di antara utara dan barat serta melintas timur bumi Ruwa Jurai




Adalah Nebe sebuah Negeri Besar
Terhalang rumpun tebu gula dan nanas selai
terhampar ribuan sawit penghasil minyak negeri
terjulang pokok pohon Balam yang di deres selama bertahun masa




Adalah Nebe sebuah Negeri Besar
Menujunya harus berlicak tanah merah
Menerjang terjal bahaya
Nebe, ribuan meter dari ibukota Kadipaten Mulang Tiyuh
Jutaan detik diputaran waktu yang tak pernah mati




Adalah Nebe sebuah Negeri Besar
Yang enggan didiami rakyat Mulang Tiyuh
Oleh sebab jarak yang terjal
Oleh sebab teknologi yang tak tembus
Oleh sebab tak merasa nyaman
Oleh sebab jiwa yang kerdil
Oleh sebab ilmu yang dangkal
Oleh sebab haus kekuasaan




Adalah Nebe sebuah Negeri Besar
Berbusa pemimpin menyuarakan slogan Mulang Tiyuh
Berharap rakyat pulang kampong membangun negeri
Namun Kadipaten yang ramai lebih menggoda
Rakyat bersedia berjejal dan saling menimpa tanggung jawab




Adalah Nebe sebuah Negeri Besar
Aparat pembangun masyarakat duduk santai di kursi kadipaten
Kaum cerdik pandai rela memberi segepok rupiah agar tak menyentuh Nebe
Yang miskin, yang masih miliki nurani, terlempar paksa ke Nebe
Atas nama pengabdian pada Negara




Adalah Nebe sebuah Negeri Besar
Terseok-seok ingin menghirup udara pembangunan
Menjulur-julur ingin mencicip manis teknologi
Menganga-nganga macam orang kelaparan dan kehausan
Adalah Nebe sebuah Negeri Besar
Menjadi salah satu The Lost Village diantara 14 negeri di Kadipaten Mulang Tiyuh
Menambah daftar panjang The Lost Village di Jamrud Khatulistiwa
Mari Mulang Tiyuh, Mak gham sapa lagi mak ganta kemenda lagi*






Menjelang keberangkatan ke Nebe, 28 Februari 2011

*Slogan Kabupaten Way Kanan, Lampung:
Mulang Tiyuh, Mak gham sapa lagi mak ganta kemenda lagi = Pulang Kampung, Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak sekarang kapan lagi