Halaman

Sabtu, 09 Agustus 2008

SMS ISENG, BERJUTA DOA

Beberapa waktu lalu saya iseng mengirim sms ke beberapa teman, pasalnya saya sebal karena mereka tidak merespon sms saya ataupun mengangkat telpon saya, padahal kalau mereka yang menghubungi, saya pasti memberi respon. Saya jadi bertanya-tanya: what’s wrong? Kalau alasannya sibuk, mosok setiap hari? Kalau ga punya pulsa saya bisa paham, tapi saya telpon kok ga diangkat gitu lho? Kalau mau ngerjain, mosok kompakan padahal mereka tersebar dibeberapa propinsi dan ga saling kenal, lagipula ultah saya masih lama, bulan desember...!! lha kalau marah, karena apa?

Karena rasa penasaran akhirnya saya memutuskan mengirimkan sms yang bunyinya sangat sederhana: ”Insyaallah pada tanggal 16 agustus, pukul 20:00 aqu akan melaksanakan akad nikah dirumah ortu jl. Manggarai I no.28 Kotabumi-Lampung Utara (belakang AKPER). Tidak ada acara besar-besaran, cuma syukuran aja. usahakan datang ya. Kalaupun ga bisa ya gpp, mohon doanya aja.”

Diakhir sms saya tulis nama saya dan nama seorang pria, yang merupakan tokoh imajiner untuk cerpen saya. Dan beberapa tambahan lainnya seperti: oia undangan nyusul ya atau bisa jadi panitia kan?.

Saya sama sekali tidak mengirimkan sms ini ke teman-teman seorganisasi yang pernah ataupun yang masih saya ikuti. Saya juga tidak mengirimkan ke rekan-rekan kerja ataupun pada murid-murid saya. Juga tidak pada kenalan-kenalan saya yang lainnya. Saya hanya mengirimkan pada: seorang sahabat sejak kecil, dua orang sahabat SMU, seorang teman PPL yang kini berada di Waykanan, seorang sahabat dari gank 3, dua orang sahabat dari Gank 5 yang berada di Kalianda dan lampung tengah, seorang sahabat dari Gank Jeulek, seorang sahabat dijakarta, dan dua orang teman di sumatra selatan.

Dan ternyata...

Sahabat masa kecil saya menelpon sambil jerit-jerit plus sedikit menangis: ”Aciiiik, subhanallah. Aciiik, kok tiba-tiba sih? Sama siapa? Lewat taaruf atau gimana? Eh trus skripsi gimana? Aku pasti datang. Cerita..pokoknya cerita...sekarang ada dimana?”

Sahabat SMU nelpon n bilang gini: gw males dateng, coz nikahan gw lu ga dateng, walau lu dah izin gw tetep marah! Tapi ya sudahlah gw dateng, karena kalo gw ga dateng, apa bedanya gw ma lu?(truz dia ketawa-tawa). Gw mau beli kado ini... eh tapi kok akadnya malem sih?

Sahabat SMU saya yang satu lagi cuma sms: waah...selamat ya..gw pasti dateng!(hiks cuma gini aja!)

Sahabat gank 3 nelpon sambil jerit2 senang: Aciiiiiik selamat ya...sama siapa? Orang mana? Acik, tadi aku dah kompromi ma teman2, besok mau cari kado. Ah acik, akhirnya sampai juga ya. acik dimana sekarang? Trus skripsi gimana? Ah gpp deh, nti kan bisa nyambi...

Sahabat gank 5 di kalianda: acik, selamat..selamat!gw dah bilang ke Iyo (suaminya), dia seneng. Ah pokoknya kami dateng, malem juga kami jabanin. Eh ntar kami dateng kesana sehari sebelumnya ya, lu cerita nanti ya Acik, ni berita bahagia bgt, pokoknya lu mnt bantuan apa aja, gw bersedia. Aciiiiiiiik, gw histeris ini, gw mpe lompat-lompat, lu ngasih kejutan bangetz.

Sahabat gank 5 lamteng: Acik, selamat ya. ga nyangka lho, kok bisa tiba2? Insyaallah aku dateng bareng suami n anak..

Sahabat gank jeulek: Aciiiiiiiiiikkk, siapa orangnya?kerja dimana?anak mana? Gw kenal ga?kok malem sih?gw ma suami bakal dateng. Eh gw dah hub teman2...

Teman PPL bilang: alhamdulillah, selamat ya mba. Aku sampai tak bisa berkata-kata sangking senengnya. Ya aku insyaallah bisa dateng. Eh teman-teman ppl yang lain dah diundang kan mba? Wah kita bisa reuni deh kalo gini...

Sahabat dijakarta bilang: ampyun deh ngasih kabar kok tiba2, tempatnya jauh amet? duh instansiku tuh ga bisa kalo izin tiba-tiba, kenapa ga sebulan yang lalu ksh kabar?knp juga kemarin2 ga pernah bilang soal ini?aduh dasar acik, bikin aku bingung. Aku kan mau liat dirimu nikah. Hduuh...

Dua sahabat di palembang cuma krm sms, tapi aseli isinya buat saya semaput: Barakkallah acik, akhirnya dirimu menemukan juga pelabuhan hati yang sebenarnya. Kami sudah sebar ke teman-teman yang lain tentang kabar ini, karena mereka dah pada ganti nomor...

Sungguh respon yang diberikan teman-teman saya, membuat saya sangat terharu, apalagi ada yang sampai buka peta indonesia. Saya terharu bukan karena mereka sibuk mencari kado buat saya, melainkan karena ternyata mereka tidak melupakan saya, dan subhanallah mereka pada bela-belain mau dateng. Padahal mereka tau rumah ortu saya jauh.

Karena tujuan saya semula hanya untuk memancing respon mereka, maka saya harus segera menyudahi sandiwara ini. Sayapun menelpon satu persatu teman saya itu dan menjelaskan bahwa sms itu hanya iseng saja, hanya sekedar canda karena saya sebal dengan sikap mereka yang mencuekin sms or telpon saya. Begitu tau sms itu iseng, mereka semua menjerit dan rata-rata bilang hal yang sama:sebaaaaaaaaaal! Karena ternyata mereka dah ngerencanain izin dari tempat kerja, dah mau buat baju, dah mau cari kado, dah sebar-sebar info lagi. J

Dengan menelan ludah dan menggigit bibir, saya berulang-ulang minta maaf trus bilang gini:”duh coba dong liat sms qu, disana kan belum ada tahunnya? Btw gpp kalo dah didoain, makasih banget. Amin”

Ketika mereka menggerutu dan bilang: sekarang bukan April Mop dech, ini agustus jeng! Kok kasih kejutan sekarang, dah telat.

Yee, emang enak dibilang gitu? Finally, saya bilang gini: AGUSTUS HISTERIA BOO..!

Saya tidak akan melanjutkan lebih jauh cerita tentang proses klarifikasi ini, bakal puanjang bangetz. Tapi yang jelas mereka semua memaafkan saya dan mendoakan saya. Alhamdullilah tidak berakhir buruk, tidak berakhir dengan kemarahan ataupun ngambek dari mereka. Untung saya cuma kirim kebeberapa teman, kalau saja saya kirim ke semua teman saya, saya ga bisa membayangkan bagaimana kesudahannya.

Saya menyadari bahwa berita pernikahan tidak bisa dijadikan lelucon atau sekedar candaan saja. Sebuah pelajaran berarti yang saya peroleh dari respon sahabat-sahabat saya, yang tentunya tidak akan pernah saya ketahui jika saya tidak iseng mengirim sms iseng. Dan tentu saja hal ini tidak akan saya ulangi lagi, kecuali jika pernikahan saya memang benar-benar sudah ditentukan dan tentu saja isinya tidak lagi sekedar iseng.

Teriring maaf untuk sahabat-sahabat tersayang, yang selalu mengerti dan mendoakanku.
Agustus Histeria, 2008

Rabu, 06 Agustus 2008

Menyusuri Ancient City

Mentari baru menguncup

Tapi kakiku telah melangkah

Memasuki kota kuno

Ancient city

Seperti namanya Ancient city

Kota kuno

Menyembunyikan misteri

lewat museum, monumen, istana, kuil, bahkan berhala patung

Seperti namanya Ancient city

Kota kuno

Bercerita dalam diam

Tentang masa yang telah silam

Masih pagi, mentari baru

Mengembangkan kelopaknya lebih lebar

Tapi ku terlempar puluhan abad

Gelap, asing

Kota kuno

Ancient city, namanya

My sweet home, March 5th 2007 at 07:05 am

Aku bermalam di Suan Lum Night Bazaar


Pukul 9 pm

Kakiku menjejak di Suan Lum Night Bazaar

Tak ubahnya bambu kuning bandar lampung

Atau mangga dua Jakarta siang hari

Pukul 9 pm lewat bermenit-menit

Kusaksikan cenderamata sampai

Durian monthong, dodol pandan, bahkan enting-enting

Berebut tempat di mataku

Tak perlu basa – basi berbagai bahasa

Kalkulator menjadi saksi dan pelaku bisu

125 bath jadi 100 bath atau 90 bath bahkan 75 bath sampai-sampai

cinderamata, durian monthong, dodol pandan bahkan enting-enting

melompat dari mataku bersembunyi

di kantung – kantung celana dan baju

11: 59 pm

Suan Lum Night Bazaar

Tak ubahnya bambu kuning bandar lampung

Atau mangga dua jakarta siang hari

Hangat dan ramai

My sweet room, March 5th 2007 at 06:54 am

River Cruise di Chao Phraya

Perahu kecil dengan mesin kecil

Melaju membelah Chao Phraya

Ditingkap jingga dan kerlip

lampu minyak mungil

Deretan resto, coffee shop

Siriraj dan chao phia hospital

Mencelat di sela rumah serta hotel

Chao phraya

Sejumlah kuil tersenyum anggun

Memamerkan mahkota keemasan

Berlomba menghias temaram langit

Chao phraya

Kini

Aku sedang memeluk

Chao phraya

Sendiri

My sweet room, March 05th 2007 at 06:00 am

Selasa, 05 Agustus 2008

AKIBAT TERLALU MENCINTAI UANG

by: Aciko Zhafira

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Moneda. Ia sangat mencintai uang. Ia tinggal di sebuah istana yang megah. Di hiasi dengan taman dan kolam yang indah. Ada banyak bunga dan pohon di dalam taman, serta ada banyak sekali ikan di dalam kolam. Ia menyukainya semua itu, namun ia lebih menyukai uang daripada bunga dan ikan.

Raja Moneda mempunyai seorang putri yang cantik dan rupawan. Namanya putri Zha. Raja Moneda mencintai putrinya, namun ia lebih mencintai uang daripada putrinya sendiri.

Setiap hari, Raja Moneda keluar istana untuk berjalan-jalan. Di tamannya, ia selalu meminta pada Dewa untuk memberinya uang lebih banyak lagi. Begitu pula ketika ia berada di kolamnya, ia meminta Dewa untuk melimpahkan uang yang banyak padanya. Mendengar permintaan Raja Moneda yang rakus, Dewa memutuskan untuk memberi Raja Moneda pelajaran, maka ia berkata, “ Baiklah. Mulai sekarang, semua yang kau sentuh akan menjadi uang.” Raja Moneda pun sangat senang mendengar perkataan Dewa.

Ketika pulang ke istana, Raja Moneda ingin memetik beberapa tangkai bunga untuk putri Zha. Namun ketika ia memetik setangkai bunga, bunga itu langsung luruh menjadi lembaran uang kertas. Ia memetik bunga lainnya dan bunga itu berubah menjadi uang lagi. Lalu Raja Moneda menyentuh pohon dan daun-daunnya, seketika itu juga pohon tersebut berubah menjadi pohon uang. Semua bunga dan pohon yang ia sentuh berubah menjadi lembaran uang. Raja Moneda menjadi sangat sedih.

Saat sampai di istana, Raja Moneda merasa lelah dan lapar. Ia memanggil pelayan, “ Ambillah beberapa ekor ikan besar di kolam, lalu buatkan aku ikan bakar.” Pelayan itu mengerjakan apa yang diperintahkan Raja Moneda. Ketika raja Moneda menyentuh makanannya, makanan itu tiba-tiba berubah menjadi uang dan ia tidak bisa makan apapun. Ketika haus, Raja Moneda mengambil gelas yang berisi air, namun tiba-tiba gelas dan air itu juga berubah menjadi kepingan uang logam. “ Jika aku tidak bisa makan dan minum, aku akan mati.” Raja Moneda pun menjadi tidak senang.

Di tengah kekalutannya, tiba-tiba putri Zha datang sambil menangis, “ Ayah, aku baru saja dari taman istana. Bunga – bunga dan semua pohon yang ada di taman telah berubah menjadi uang. Tidak ada lagi bunga yang berwarna-warni. Burung dan kupu-kupu pun tidak mau lagi ke taman kita. Aku tidak menyukainya, ayah.”

“Jangan menangis. Putriku yang cantik.” Kata Moneda. Ia memeluk putrinya dan mencoba menenangkannya. Tiba-tiba putri Zha berubah menjadi patung uang.

Raja Moneda mulai menangis dan meratap. Ia memohon pada Dewa agar menghilangkan sentuhan uang dari tangannya, “Aku tidak menginginkannya. Kembalikan putriku. Kembalikan tamanku. Kembalikan semuanya seperti semula, wahai Dewa.” Dewa pun berkata, “ Pergilah ke kolam ikan mu dan cuci tanganmu. Air kolam itu bisa menghapus sentuhan uang dari tanganmu.”

Raja Moneda segera berlari ke kolam dan mencuci tangannya. Kemudian ia menyentuhkan tangannya pada putri Zha. Putrinya langsung kembali menjadi seorang putri yang cantik.

Raja Moneda dan putri Zha berlari ke taman. Raja pun menyentuhkan tangannya pada semua bunga dan pohon di tamannya. Taman pun menjadi indah dan berwarna-warni lagi. Burung-burung dan kupu-kupu pun kembali berdatangan.

Sejak saat itu, Raja Moneda tidak rakus lagi. Akhirnya ia mengetahui bahwa yang terpenting di dunia ini adalah kebahagiaan, bukannya uang yang berlimpah.

*****

Sabtu, 02 Agustus 2008

Calamity Star

There was a she star and he moon

She gives the best light to his circle

Course both of them and all, so all

They made splendour at night sky

The rain coming soon with thunder swords

The sadness closed her light

She frezee, he lost her sun

The sky becomes dark and dark

The wind swift blew

The pretty rainbow appears early

Star died, he moon far away

The sky ll nice bright

BL Town, 27th january 2008

At 10:56 A.M